KETIKA HUJAN TERHENTI
Cahaya bulan meredup semakin meredup
seperti malu untuk menunjukkan
keindahannya, lambaian angin semilir melekatkan cinta di hati. Rindu
menggebu melihat bulan dan menunggunya
bersinar untuk menerangi jiwa yang sepi.
Rindu, ya rindu kian mengusik
jiwaku. Selalu menghantui pikiranku. Menyentuh di kalbuku. Mengakar di ragaku. Dia,
hanya dia cinta yang kutunggu, datang menyambut dengan rasa yang setulusnya.
Dia akan datang, itu yang terngiang
di telingaku. Entah mengapa hatiku seperti yakin dia akan datang. Apakah ini
namanya insting pada orang yang kusayang?.
Beberapa hari dia tak ada kabar. Sms
dan telpon ku tak pernah digubris. Entah kenapa, aku pun tak tau. Membuat hati
ku semakin resah dan ragu akan cintanya.
Tapi janjinya tak mungkin tak
ditepati. Entahlah, biarlah aku yang mengalah, berharap dia akan membalas Sms
ku. Tiga hari ku tunggu kabarnya. Namun tak jua ada responnya.
Siang itu, waktu matahari bangun
dari singgasananya. Dan memancarkan cahayanya, aku sama seperti kemarin. Tetap
dengan hati yang meragu. Begitulah setiap harinya.
Menunggu, itu yang selalu ku lakukan.
Selalu menunggu-nunggu yang tak pasti. Memang kata orang menunggu itu adalah
hal yang membosankan. Bosan, sebosannya hal itu tapi tetap ku lakukan.
Biarlah kataku dalam hati. Memang
beginilah cinta. Harus ada pengorbanan. Kadang ku bingung harus berbagi cerita
sama siapa. Hanya dialah yang ku harapkan. Datang memelukku dan memberikan
cintanya untukku.
Setiap malam hanya dia yang ku
mimpikan. Dia dan dia selalu. Aneh rasanya. Entah kenapa bisa seperti itu. Apa
dia juga?. Kuharap sama.
Jam menunjukkan pukul 4 pagi, ku terbangun dan
tak bisa tidur lagi. Ku lihat hp ada sms baru masuk, ternyata dari orang yang
kutunggu-tunggu.
Dia menanyakan apakah aku udah
bangun. Ku langsung menjawab dan mengatakan rinduku padanya. Tiba- tiba
teleponnya masuk, dan langsung ku angkat. Ku bahagia dia akhirnya meneleponku.
Kami banyak bercerita, gak terasa
rasa gelisaah ku hilang begitu saja. Aneh memang, aku bisa luluh karenanya. Ya
tuhan makhluk apa dia sebenarnya?. Kenapa hanya dia yang bisa membuatku
tergila-gila. Sehingga hatiku tertutup untuk yang lainnya.
Semoga dia tidak mengecewakanku. Amin….!!!.
Karna ku berharap dialah kelak pendamping hidupku. Baik dunia dan akhirat.
Ku tak percaya ,jam 9 malam ini dia
sampai di kotaku. Dia menyuruhku untuk menjemput nya di stasiun Kereta Api. Hatiku
bahagia sekali. Sampai- sampai ku meloncat kegirangan. Tanpa menunggu lama
lagi, ku langsung ganti baju dan mengambil dompetku.
Ku berlari kencang-kencangnya untuk
mendapatkan becak ke stasiun. Sesudah sampai di stasiun, ku belum juga melihat
mas ku. Aduh dimana sih?.Ku coba telpon
, tapi tak diangkat, Mau nangis rasanya. Kayaknya aku di kerjain.
Tanpa kusadari di belakangku ternyata
ada dia. Dia tersenyum dan mencoba menghiburku. Aku balas senyumnya. Aku
bahagia sekali. Marah ku sudah hilang.
Kami tidak langsung pulang ke rumah.
Kami bernostalgia di dekat stasiun. Sebentar ke tempat-tempat yang pernah kami
kunjungi.
Hanya beberapa jam saja jalan-jalan,
kami langsung ke rumah. Kami berbagi cerita tentang kesibukan dan keseharian
kami. Dia juga menjelaskan kenapa dia tidak membalas Sms ku. Karena dia sibuk
dan tidak sempat untuk membalasnya. Dia meminta maaf. Aku meyakinkan dia kalau
aku tidak menggubris tentang itu lagi.
Sampai di rumah, ku lihat ada yang
aneh. Seperti ada acara besar-besaran. Ternyata dia melamarku. Aku hanya
menangis bahagia. Tuhan mendengar doaku.
Aku langsung di siapi dan akad pun
di laksanakan. Kami syah menjadi suami istri. Hujan itu pun terhenti…..
“TAMAT”