Sabtu, 27 Februari 2016

Jalan yang Berbeda

JALAN YANG BERBEDA

Tahnia, itu namaku, mencintai seorang lelaki yang berbeda. Ya, kata orang laki-laki dan perempuan itu memang  berbeda, itu pengertian secara umum. Perbedaan disini bukan dari wajah, kelamin, kulit ataupun suku. Tetapi jalan yang  kami pilih memang berbeda.                                                                                 
Aku seorang muslimah dan dia budhisme. Yang ku percaya Allah SWT, dan dia Shidarta Gautama. Cinta tidak memandang perbedaan, tapi jalan ini tak harus di satukan. Biarlah menuju jalan masing-masing yang  benar-benar terbaik bagi kami.
Malam ini angin nya begitu kencang, dan dingin mulai menusuk ke tulang-tulang ku. Cuaca mendung yang menyelimuti  cerahnya langit malam, suasana malam seakan mengahadangku untuk mengingatnya.
Cristian, dia yang kucinta tak terlihat lagi. Setelah semua ku serahkan padanya. Dia menghilang seperti debu yang di terbangkan angin. Kemanakah kau cintaku? Apakah rasa ini masih kau rasakan? . Seakan semuanya terasa dalam mimpi. Cinta yang  terpisah karena orang tua.
Waktu itu aku dan Cristian tak sengaja berpapasan. Dia berkenalan dengan ku sesudah tamat SMP. Kami sama-sama alumni dari SMP N 1 Cikareng. Entah kenapa saat bersamanya ,jantungku tak teratur. Keringat dingin megalir di sekujur tubuhku. Rasa ini tak bisa kutahan, selalu datang menghantui ku.
Diapun merasakan hal yang sama. Tanpa keraguan, dia mendekatiku dan mengajakku untuk menjalin cinta bersamanya. Dikencan yang pertama, kami merasakan canggung dan salah tingkah. Angin lembut yang mengalun memberikan nuansa romantis yang dahsyat di hati kami.
Seakan dunia hanya kami berdua yang punya. Dia menceritakan tentangku yang membuatnya  jatuh cinta. Sebaliknya aku pun bercerita. Sambil bercerita, ku pandangi senyum renyah nya si bibir yang merah itu.
Disaat aku masih dibuai kasmaran, dalam cerita cinta monyet. Tak terasa waktu telah bergulir. Cinta kami begitu kuat dan makin kuat, hari-hari di penuhi cinta yang indah tersemi.
Waktu itu, Cristian datang ke rumahku untuk bertemu dengan orang tuaku dan menyatakan rasanya padaku. Dia  melamarku. Betapa bahagianya aku saat itu. Pemilik perusahaan air liur  burung walet itu mencoba meluluhkan hati orang tuaku. Tapi sia-sia. Ayahku mengusirnya dan memarahiku. Sebelumnya kami belum pernah terfikir akan  sesulit ini. Menjalin cinta  tanpa restu dari orang tua.
Kami mencoba pacaran backstreet, tanpa diketahui orang tua. Orang tuanya pun sebelumnya melarang Cristian bersamaku. Entah apa yang membuat cinta kami bertahan sampai saat ini. Tapi,saat itu, dia  seperti mengucapkan hal yang tak ku sangka akan merenggut nya dari ku. Merenggut cintaku untuk selamanya. Aku diajaknya untuk menemani nya check up ke RS. Cikareng. Ku melihat akhir-akhir ini ada perubahan fisik padanya. Wajahnya yang tampan kini  tampak memucat dan kurus.
Aku seperti berdiri dia atas onak dan duri yang menusuk ke kaki dan menjalar sampai ke jantungku. Dokter mengatakan Cristian terkena kanker otak stadium 4. Oh tuhan, cobaan apa lagi yang kau beri pada kami?.
Aku menangis dan  pingsan di pelukan Cristian. Setelah bangun ku lihat senyum manis nya merekah di pipinya yang putih. Ya Allah dia masih bisa tersenyum, kenapa aku tidak bisa??. Kumenangis dan terus  menangis. Dia mengatakan, mungkin ini jalan yang akan menyatukan kami di akhirat kelak. Dia tersenyum dan mencium dahiku. Kulihat tetesan lembut keluar dari kelopak matanya. ”Honey, Ilove u” itu yang kudengar darinya.
Setiap hari ku sengaja ambil cuti dalam 3 minggu untuk menemani Cristian di rumah pemberian orang tuanya. Dia memang tinggal sendiri di rumah itu. Setiap hari hanya senyum dan tangisan yang mengisi hari- hari kami berdua. Sampai waktunya tiba, akhir dari kehidupan nya di  bumi. Ku tak tau apa yang harus ku lakukan. Hidup tanpanya bagai raga tanpa ruh. Lamunan menemaniku sepanjang hari. Kenangan membungkam mulutku. Tak sanggup berkata-kata dan tersenyum indah seperti dulu.
Setelah 5 tahun berlalu dan aku menjalani lembar baru tanpa Cristian lagi. Dia telah pergi lama, dan takkan kembali, tapi cinta kami akan abadi. Ku yakin suatu saat kami akan bertemu lagi, teringat katanya yang terakhir ”Honey,I love you”.



“TAMAT”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar