JALAN YANG BERBEDA
Tahnia,
itu namaku, mencintai seorang lelaki yang berbeda. Ya, kata orang laki-laki dan
perempuan itu memang berbeda, itu
pengertian secara umum. Perbedaan disini bukan dari wajah, kelamin, kulit
ataupun suku. Tetapi jalan yang kami
pilih memang berbeda.
Aku
seorang muslimah dan dia budhisme. Yang ku percaya Allah SWT, dan dia Shidarta
Gautama. Cinta tidak memandang perbedaan, tapi jalan ini tak harus di satukan. Biarlah
menuju jalan masing-masing yang
benar-benar terbaik bagi kami.
Malam
ini angin nya begitu kencang, dan dingin mulai menusuk ke tulang-tulang ku. Cuaca
mendung yang menyelimuti cerahnya langit
malam, suasana malam seakan mengahadangku untuk mengingatnya.
Cristian,
dia yang kucinta tak terlihat lagi. Setelah semua ku serahkan padanya. Dia
menghilang seperti debu yang di terbangkan angin. Kemanakah kau cintaku? Apakah
rasa ini masih kau rasakan? . Seakan semuanya terasa dalam mimpi. Cinta
yang terpisah karena orang tua.
Waktu
itu aku dan Cristian tak sengaja berpapasan. Dia berkenalan dengan ku sesudah
tamat SMP. Kami sama-sama alumni dari SMP N 1 Cikareng. Entah kenapa saat
bersamanya ,jantungku tak teratur. Keringat dingin megalir di sekujur tubuhku. Rasa
ini tak bisa kutahan, selalu datang menghantui ku.
Diapun
merasakan hal yang sama. Tanpa keraguan, dia mendekatiku dan mengajakku untuk
menjalin cinta bersamanya. Dikencan yang pertama, kami merasakan canggung dan
salah tingkah. Angin lembut yang mengalun memberikan nuansa romantis yang
dahsyat di hati kami.
Seakan
dunia hanya kami berdua yang punya. Dia menceritakan tentangku yang
membuatnya jatuh cinta. Sebaliknya aku
pun bercerita. Sambil bercerita, ku pandangi senyum renyah nya si bibir yang
merah itu.
Disaat
aku masih dibuai kasmaran, dalam cerita cinta monyet. Tak terasa waktu telah
bergulir. Cinta kami begitu kuat dan makin kuat, hari-hari di penuhi cinta yang
indah tersemi.
Waktu
itu, Cristian datang ke rumahku untuk bertemu dengan orang tuaku dan menyatakan
rasanya padaku. Dia melamarku. Betapa
bahagianya aku saat itu. Pemilik perusahaan air liur burung walet itu mencoba meluluhkan hati
orang tuaku. Tapi sia-sia. Ayahku mengusirnya dan memarahiku. Sebelumnya kami
belum pernah terfikir akan sesulit ini. Menjalin
cinta tanpa restu dari orang tua.
Kami
mencoba pacaran backstreet, tanpa diketahui orang tua. Orang tuanya pun
sebelumnya melarang Cristian bersamaku. Entah apa yang membuat cinta kami bertahan
sampai saat ini. Tapi,saat itu, dia
seperti mengucapkan hal yang tak ku sangka akan merenggut nya dari ku. Merenggut
cintaku untuk selamanya. Aku diajaknya untuk menemani nya check up ke RS.
Cikareng. Ku melihat akhir-akhir ini ada perubahan fisik padanya. Wajahnya yang
tampan kini tampak memucat dan kurus.
Aku
seperti berdiri dia atas onak dan duri yang menusuk ke kaki dan menjalar sampai
ke jantungku. Dokter mengatakan Cristian terkena kanker otak stadium 4. Oh
tuhan, cobaan apa lagi yang kau beri pada kami?.
Aku
menangis dan pingsan di pelukan
Cristian. Setelah bangun ku lihat senyum manis nya merekah di pipinya yang
putih. Ya Allah dia masih bisa tersenyum, kenapa aku tidak bisa??. Kumenangis
dan terus menangis. Dia mengatakan, mungkin
ini jalan yang akan menyatukan kami di akhirat kelak. Dia tersenyum dan mencium
dahiku. Kulihat tetesan lembut keluar dari kelopak matanya. ”Honey, Ilove u”
itu yang kudengar darinya.
Setiap
hari ku sengaja ambil cuti dalam 3 minggu untuk menemani Cristian di rumah
pemberian orang tuanya. Dia memang tinggal sendiri di rumah itu. Setiap hari
hanya senyum dan tangisan yang mengisi hari- hari kami berdua. Sampai waktunya
tiba, akhir dari kehidupan nya di bumi. Ku
tak tau apa yang harus ku lakukan. Hidup tanpanya bagai raga tanpa ruh. Lamunan
menemaniku sepanjang hari. Kenangan membungkam mulutku. Tak sanggup
berkata-kata dan tersenyum indah seperti dulu.
Setelah
5 tahun berlalu dan aku menjalani lembar baru tanpa Cristian lagi. Dia telah
pergi lama, dan takkan kembali, tapi cinta kami akan abadi. Ku yakin suatu saat
kami akan bertemu lagi, teringat katanya yang terakhir ”Honey,I love you”.
“TAMAT”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar